Monday, March 5, 2012

Air Mata Untuk Hari Ini

Yep, pagi ini kita udah janji buat praktek Kimia abis upacara. Ya pastinya udah bawa bahan-bahan, kaya kabel, baterai, serta bahan buat larutan kaya garam, gula, cuka, dll. Sebenernya sih ini praktek serius. Nilainya buat ijazah tar kalo udah lulus nanti. Jadinya pada bawa semua perlengkapan.
Tapi, satu masalah terjadi. Kita dimarahin pak ketua kelas gara-gara masalah kecil. But it's okela. Semuanya cuma salah faham sedikit. Kita baikan kembali.

Praktek dimulai setelah upacara di labor. Aku nikmati sih seru-seruan, ketawa-ketawa, poto-poto. Soalnya kapan lagi bisa praktek gini bareng-bareng. Tapi praktek tetap jalan serius, nyampe ke sesi terakhir, yaitu praktek kertas lakmus. Belom selesai, tapi bel udah bunyi. Nanggung buat pergi ke kelas, pastinya aku dan kawan-kawan nungguin nyampe praktek selesai. Setelah 10 menit kita langsung balik ke kelas. Dan, masalah kedua terjadi..

Ternyata dikelas udah duduk bapak yang ngajarin Fisika. Bapak itu terlihat marah, pastinya karena kita telat masuk. Kita dikira seperti sengaja. Kita ga boleh masuk, dan akhirnya cuma bisa berdiri rame-rame di depan kelas sambil harap-harap cemas. Bapak marah sambil keluarin semua isi hatinya, setelah itu pergi dan bilang kalo kita ga bole ikut ujian praktek. Panik yang jelas. Gimana kalo ga ikut ujian praktek? nilainya darimana?
Semua lesu dan bingung harus gimana. Semua pada tanya, siapa yang salah?. Ga ada yang bisa jawab pertanyaan itu.

Akhirnya, pak ketua kelas memutuskan untuk cari perwakilan kelas buat minta maaf. Dia pilih cewek, soalnya cewek itu pake perasaan. Akhirnya aku dan dua temanku yang menemui bapak. Kita beraniin diri cari bapak dan akhirnya ketemu di kantor. Bapak kembali emosi pas liat kami bertiga masuk, dan langsung bilang "mau apa lagi?"
Ga ada yang berani ngomong. Semuanya tunduk sekalian takut. Selain bapak ada beberapa guru lain yang sedang istirahat. Malu pastinya. Di kantor, bapak melanjutkan ceramah kekesalannya terhadap kami bertiga. Di akhir kemarahannya dia bilang, silahkan lakukan praktek sendiri dan kumpulkan 15 hari lagi. Kami bingung. Apa yang harus dilakukan, apa yang harus dikumpul, kami tidak mengerti apa-apa.
Kami di boyong ke ruangan bapak untuk mengambil bahan praktek, tiba-tiba kantong yang isinya bahan-bahan praktek langsung dilempar didepan kami dan semuanya tumpah berceceran. Kami menangis dan mengumpuli semua bahan-bahan itu.
Kami memohon maaf dan mohon supaya bapak mau adakan praktek untuk kami. Tapi bapak keras, dan belum bisa terima kesalahan kami. Hingga akhirnya bapak luluh setelah kami memohon-mohon sambil menangis.
Akhirnya bapak masuk ke kelas, dan kami praktek.
"Kami janji pak, ini yang terakhir..", bisikku dalam hati..